"Woy, w TGg d b@53 c4mp y@cH!!!"
Okee, mungkin 'kalimat' diatas, dan berbagai statement unknown lainnya udah sering banget kalian liat di media jejaring sosial sejenis Facebook atau twitter. Kalau bahasa trend nya, kalimat dengan encode tersebut disebut 'bahasa alay'.
Sebenernya, kadang saya ngerasa heran sama anak jaman sekarang. Dari jaman muncul bahasa "anak alay berstatus galau", ampe sekarang lagi musim dengan statement "ciyus miapa". Dan jujur, sampe sekarang saya aja masih bingung, anak alay tuh yang gimana? Galau itu apa? Yang lebih parah lagi, "ciyus miapa" itu maksudnya apa -___-"
Dari berbagai media, saya pernah membaca statement dan tulisan dari sosiolong. Menurut para sosiolog itu, fenomena diatas (alay galau ciyus miapa) itu terjadi karena para anak muda yang tengah beranjak dewasa tersebut sedang mencari jati diri. Bisa dibilang, mereka belum menemukan bentuk asli arah kepribadian mereka.
Oke, saya paham dengan keadaan tersebut. Tapi haruskah mereka menunjukkan eksistensi mereka dengan statement mengagumkan yang ditulis menuhi-menuhin timeline twitter atau news feed facebook dengan level encode tingkat dewa? Atau haruskan mereka menuliskan nama mereka dengan mengagumkan melebihi panjangnnya rangkaian kereta pengangkut batubara?
Namanya amazing banget, manggilnya apaan? |
Saya pernah mendengar saran, kalau kamu sedang mencari jati diri, maka menulislah. Tulis tentang apa saja yang kamu pikirkan, apa saja ide yang terlintas. Dan agar lebih baik, tulis dalam sebuah media sejenis blog, dan biarkan orang membaca tulisan kamu. Pembaca yang baik, yang membaca tulisan kamu, maka akan memberikan masukan pula tentang apa yang kamu pikirkan.
Memang terdengar agak aneh. Ketika 'alay' sendiri sudah menerima kritik dari sana sini, bagaimana mungkin tulisan anak alay akan ditanggapi dengan baik oleh pembacanya?
Sebenernya gampang aja. Yang pertama, gunakan nama samaran. Ini bermanfaat kalau kamu takut diledek oleh temen kamu yang ngebaca blog kamu. Yang kedua, tulis dengan bahasa manusia normal. Plis, tulisan alay itu ngerusak EYD dan ngerusak otak orang yang baca!
Lalu apa keuntungan yang didapat setelah menulis di blog?
Pertama, kamu dapat menumpahkan semua unek - unek dan pemikiran kamu dalam sebuah media nyata dalam bentuk tulisan. Ini sangat jauh lebih baik dibanding kamu update status gak jelas. Kamu juga secara gak langsung sudah sharing dengan orang lain. Dan perlu diingat, sharing adalah salah satu cara paling ampuh menyelesaikan masalah!
Kedua, orang gak akan selamanya jadi ABG, dan 'gak punya' jati diri. Pertayaannya adalah, kamu akan selama apa jadi ABG yang mencari jati diri?
Ada masa, dimana kamu akan duduk bengong dan mikir hal yang agak serius. Saat masa itu datang, kamu bisa buka blog kamu, dan baca tulisan - tulisan yang udah kamu buat. Percayalah, kamu akan tertawa ngeliat apa yang udah kamu tulis. Tapi dengan begitu, kamu juga akan lebih cepat menapakkan kaki, dan menemukan jati diri kamu sendiri.
Ketiga, semua orang mau keberadaannya diakui (eksis). Entah didunia maya, atau di dunia nyata. Seiring waktu, blog tentang kamu, akan membantu kamu membentuk eksistensi diri kamu di dunia maya, bahkan di dunia nyata. Masih ingat dengan fenomena blog kambingjantan kepunyaan Raditya Dika?
Dan kalau kamu sudah sampai di tahapan yang ketiga, maka blog akan menjadi media aktualisasi diri kamu yang sebenarnya. Jika kamu suka travelling, maka kamu dapat menceritakan setiap perjalanan kamu di blog. Kalau kamu suka nonton konser, maka kamu bisa cerita tentang musisi yang kamu amati, dan setiap konser yang kamu tonton. Dan keberadaan kamu akan bermanfaat untuk orang lain.
Dari semua keuntungan yang didapat, gak ada salahnya kok buat kamu yang suka bingung mau ngapain untuk mulai ngeblog. Percayalah, itu akan jauh lebih baik dibanding kamu galau gak jelas dan bershower. Dan ngeblog, sungguh jauh lebih baik dibandingkan kamu joged cuci-cuci-jemur-jemur gak jelas!
No comments:
Post a Comment