November 17, 2011

SEA Games XXVI, Antara Nasionalisme, Sepakbola dan Sportifitas

SEA Games XXVI, event olahraga terbesar di asia tenggara yang saat ini tengah digelar, memang sedang meriah-meriahnya. Setiap jam berita mengenai perolehan medali, kemenangan atlit berbagai cabang, hingga pernak-perniknya seperti bonus pemain terus menjadi sorotan dan berita. Makanya, saya jadi tertarik mau menulis tentang SEA Games XXVI yang sedang diselenggarakan di Palembang dan Jakarta ini.

Sebagaimana kita ketahui, hampir semua cabang olahraga dipertandingkan di arena SEA Games. Setiap atlet dari berbagai cabang, mengeluarkan kemampuan terbaik mereka untuk jadi yang terbaik. Mengabaikan lelah, menguras tiap tetes keringat, demi mengukir nama Bumi Pertiwi di puncak podium, demi mengibarkan Bendera Merah Putih diatas para pesaingnya. Sungguh, saya sangat salut dengan mereka.

Diantara semua cabang olahraga, meski dilaporkan di tiap berita arena pertandingan selalu ramai, tak dapat dipungkiri bahwa sepakbola menjadi sorotan banyak orang. Bisa dimaklumi, pecinta sepakbola di Indonesia ini terbilang dominan dibanding olahraga lainnya. Olahraga yang sekali bertanding langsung menurunkan 11 orang pemain ini, dalam 1 tim tergabung dari seluruh penjuru nusantara. Bisa dibilang, mereka mewakili tiap sudut tanah air ini.

Namun bukan berarti saya, dan teman-teman tidak mendukung olahraga lainnya. Meski tidak hapal nama atlet dari cabang lain, saya ikut menyaksikan bagaimana atlet panahan adu duel merebut emas, dan bagaimana atlet sepeda wanita kemarin juga meraih emas. Atau ketika tim badminton berjuang sekuat tenaga menjaga kehormatan bangsa. Yah, walaupun semua itu saya dapat dari berita olahraga pagi ini. Maklum, lokasi saya di pedalaman, tidak memungkinkan saya ke Palembang untuk mendukung langsung.
Source pic : google Images
Sekali lagi salut untuk para atlet, pelatih, krew, official, hingga semua panitia yang sudah berusaha keras mensukseskan jalannya event pertarungan sekaligus persahabatan antar negara ini. Kalian memang layak mendapat standing ovation dari rakyat Indonesia.

Namun, dari banyaknya berita wara - wiri tentang SEA Games XXVI ini, ada beberapa momen yang membuat saya sedikit miris, kecewa atau bahkan gemas. Salah satunya ketika pertandingan sepakbola perdana Tim "Garuda Muda" Indonesia menjamu Kamboja.
Source : google Images
Pada pertandingan perdananya, Indonesia bermain sangat cantik dan sukses mengalahkan Kamboja dengan skor telak 6-0. Meski yang dilawan adalah Kamboja, yang KATANYA tim lemah yang sering dikalahkan, bukan berarti mereka boleh dilupakan, atau bahkan dipandang sebelah mata.

Sebagai contoh, sebegitu tidak punya nama kah Kamboja, sehingga komentator berulang kali menyebut pertandingan kemarin sebagai Kolombia?
Mungkin bisa dibilang terselip, salah sebut jika hanya sekali-dua kali saja. Namun jika sampai berulang - ulang, mungkin sekitar 10 hingga 15 menit di babak pertama itu, komentator menyebut Kamboja menjadi Kolombia. Bahkan beberapa artis dan publik figur, seperti Desta dan Vincent, juga mengkritik aksi komentator ini di akun Twitter mereka.

Kemenangan besar tentunya disambut suka cita oleh semua penonton dan suporter. Tapi kembali, efek 'latah' media negeri ini ambil posisi terdepan. Berita yang dibesar-besarkan dan cenderung menusuk, gol yang kelas dunia, taktik yang sangat bagus??
Come on, beritakan saja sewajarnya. Saya mengakui kok Indonesia main cantik. Tidak perlu sekarang, bahkan beberapa waktu belakangan ini sudah sangat cantik.

Masih ingat bagaimana Indonesia tampil mengejutkan pada AFF kemarin?
Media langsung membludak, berita tentang timnas memenuhi tiap berita pagi siang dan sore. Bahkan sampai profil tiap pemain disorot, kehidupan pribadi dikupas. Sepakbola bukan lagi konsumsi rakyat. Tak cukup dari itu, sepakbola mulai diseret ke ranah politik. Mungkin kami rakyat kecil, tapi tidak cukup kecil untuk tidak melihat taktik itu.

Cukup sampai disitu. Biarkan garuda muda ini, dan semua atlet Indonesia berjuang, dan berkonsentrasi dengan bidangnya. Tak perlulah sampai kehidupan pribadi mereka diseret-seret. Itu cuma memecah konsentrasi mereka. Mengacaukan semangat mereka kedepannya. Mari kita dukung semua atlet Indonesia di berbagai event. Mereka bermain baik, kita berbangga, dan kita bisa ucapkan selamat. Ketika mereka terjatuh, jangan pernah berpaling, kita beri mereka semangat untuk bangkit.

Terakhir, dan menurut saya paling mengena dan menusuk adalah komentar Menpora setelah Indonesia menang 6-0 melawan Kamboja. Beliau berkomentar yang kurang lebih seperti ini,
"Ini adalah awal yang baik. Meski lawannya Kamboja, kemenangan ini pemicu untuk yang lebih baik lagi kedepannya. Soalnya meski kita juara umum SEA Games, tapi kalo Sepakbola gak dapet emas, rasanya gak puas gitu".

Maap, tapi pernahkan anda bayangkan, bagaimana perasaan anda jika anda adalah seorang atlet bukan sepakbola mendengar pernyataan begitu?
Seakan - akan kebanggan Indonesia hanya pada atlet sepakbola. Seakan perjuangan mereka hanya untuk 'memenangkan pertandingan', dan kejayaan Indonesia nantinya cuma ditentukan dari Sepakbola. Sangat miris saya mendengarnya ketika seorang pimpinan bicara seperti itu.

Terlepas dari itu semua, saya cuma rakyat kecil yang ingin mendukung kejayaan bangsa ini. Meskipun itu cuma sebatas berteriak didepan layar kaca, berharap suara saya sampai ketelinga mereka yang tengah bertanding, dan memacu semangat mereka untuk berjuang mengangkat nama Indonesia.


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...