November 23, 2011

Sekelumit Cerita Tersisa Dibalik Sea Games XXVI 2011

Sumber Foto : Antarafoto
Sea Games XXVI 2011 secara resmi berakhir sudah. Acara penutupan yang dilangsungkan semalam, 22 November 2011, berlangsung secara megah dan meriah. Tak kalah dengan pembukaan, bahkan mungkin lebih wah mengingat penutupan ini sekaligus menjadi pesta perayaan Indonesia yang dinobatkan menjadi juara umum Sea Games XXVI yang dilangsungkan di Palembang dan Jakarta kemarin.

Dibalik megahnya pesta olahraga ini, tentu saja selalu menyimpan cerita lain yang menyita perhatian rakyat Indonesia. Entah itu cerita yang unik, lucu, menyenangkan, atau juga memilukan. Tak heran, pesta olahraga ini melibatkan perwakilan dari banyak negara. Ribuan, atau mungkin jutaan orang ingin terlibat di event megah ini. Lalu apa saja cerita tersisa dari Sea Games XXVI kemarin?

Cerita pertama yang datang dari arena Sea Games Jakabaring Palembang adalah, panitia menyediakan ratusan sepeda sebagai sarana transportasi ke arena pertandingan. Sepeda warna warni ini diperuntukkan bagi official, atlit, panitia dan tentu saja pengunjung. Hal ini dikarenakan arena Sea Games ini diproyeksikan sebagai area hijau, jadi tidak memperkenankan kendaraan bermotor berada di sekitar arena.
sumber Foto : Google Images
Sayangnya, Indonesia "belum siap" dengan ide brilian seperti ini. Meski diakui ini adalah ide yang sangat baik, namun dengan budaya yang ada, ratusan sepeda tersebut sukses hilang digondol tangan jahil, bahkan sebelum acara Sea Games resmi dibuka. Panitia merasa kecolongan dengan kejadian ini. Oleh sebab itu, pada akhirnya panitia memutuskan menyimpan sepeda - sepeda yang tersisa, dan hanya digunakan untuk panita serta para atlet Sea Games.

Cerita berikutnya adalah dari artikel salah satu koran asia, (saya lupa pastinya), yang menyebut penyelenggaraan Sea Games Sea Games XXVI adalah yang terburuk sepanjang sejarah. Hmm, sejujurnya saya belum melihat flashback seluruh penyelenggaraan Sea Games yang telah berlangsung dari pertama kali dahulu. Tapi mari kita lihat beberapa alasan penyebab munculnya artikel tersebut.

Arena Sea Games XXVI dipersiapkan dalam jangka waktu yang panjang. Namun mengapa penyelesaian arena terjadi begitu mepet dan terburu - buru. Tak hanya itu, sarana di Jakarta khususnya menjadi sorotan. Transportasi terhambat yang dipastikan karena macet regulernya Jakarta, ditambah dengan kemarin adanya perbaikan gorong-gorong sepanjang jalan utama menuju arena diselenggarakannya Sea Games. Menurut saya pribadi, tentu saja ini cukup mengganggu. Siapa yang tidak lelah kena macet di jalan??

Hal unik lainnya adalah dari tweet beberapa wartawan dan awak media. Mereka mengeluhkan ruang pers yang kecil, bahkan tanpa AC. Jaringan internet yang belum tersedia menjelang pembukaan Sea Games XXVI, hingga leletnya internet yang akhirnya disediakan. Lucunya, H-1 Sea Games XXVI, ada yang mentweet, toilet di sekitar arena penyelenggaran, masih ada "kotak seribu" yang terpampang. Saya penasaran, apa cuma di Indonesia ya ada toilet berbayar, ato di luar negeri juga??

Persaingan di arena pertandingan, bukan berarti permusuhan. Itulah pesan yang muncul ketika sekelompok supporter Thailand mengusung spanduk besar bergambar bendera Thailand dan Indonesia, bertuliskan "Kita Bersahabat". Saya secara tidak sengaja menemukan foto ini di Kaskus.Us. Sejujurnya, foto ini membuat saya tersenyum. Seandainya semua suporter bisa bersikap seperti mereka.
Sumber : Kaskus.Us
Sayang, hal ini berlawanan dengan perlakuan suporter Indonesia, terutama kepada pemain Malaysia. Perselisihan panas kedua negara, berlanjut di arena Sea Games 2011. Menurut berita di berbagai media, suporter Indonesia tak henti mengejek dan menyoraki atlit Malaysia yang bertanding. Bahkan ketika lagu kebangsaan mereka diputar, para supporter enggan berdiri, bahkan ada yang berteriak maling dsb.

Kejadian ini, tentu menjadi sorotan tersendiri, sekaligus membuat kita harus koreksi diri. Bukannya saya sok suci atau membela Malaysia, tapi ditengah acara yang menjunjung persahabatan dan mempererat kebersamaan, apa pantas kita masih berlaku seperti itu, yang justru merendahkan bangsa kita sendiri. Meski perselisihan itu memang ada, jika bukan kita yang bertahap menghentikannya, tentu tak akan pernah berhenti sampai generasi berikutnya.

Satu lagi kejadian yang menarik perhatiap publik adalah final pencak silat antara Indonesia dan Thailand. Pada partai yang memperebutkan medali emas ini, Thailand memprotes keras wasit yang memimpin pertandingan. Sepertinya itu bukan tanpa alasan.
Menurut berita yang ada, atlet Indonesia kala itu memang sudah cidera. Namun dia memaksakan untuk bertanding dengan taktik curi 2 point, dan kemudian bertahan hingga akhir pertandingan. Namun cara 'bertahan' atlet tersebut benar-benar mencuri perhatian. Sang atlet berlari kesana-kesini, bahkan bersembunyi dibelakang wasit untuk mempertahankan keunggulan point yang dia miliki.

Video yang diunggah ke YouTube ini mendapat sorotan, khususnya dari penonton luar Indonesia. Puluhan komentar merendahkan bangsa ini tertuang didalamnya. Meski ini taktik, tapi sepertinya pencak silat mengajarkan berjuang secara jantan deh. Hmm, saya tidak paham. Tapi jujur, sebagai orang Indonesia saya malu melihat kejadian ini. Dan tak sedikit pula rakyat Indonesia yang menulis komentar di YouTube, bahwa mereka malu dan meminta maaf atas kejadian tersebut.

Dan terakhir, datang dari arena sepakbola. Cabang yang 'katanya' paling bergengsi ini memiliki beragam cerita tersendiri. Jutaan pasang mata menyoroti tiap pertandingan, khususnya yang dimainkan Garuda Muda. Puluhan ribu suporter, dengan beragam atribut, rela antri berdesakan, demi mendukung langsung dan memberi semangat kepada Timnas Indonesia U-23.
Sumber : Google Images
Sayang, fanatisme para suporter belum dibarengi dengan kesadaran diri untuk saling menjaga dan menghormati. Terbukti, para suporter yang tak kebagian tiket, tak segan membakar loket penjualan tiket. Ribuan suporter menyeruak berdesakan ingin masuk, tak mengenal kata antri. Bahkan yang tak memiliki tiket, tetap memaksa masuk. Puncaknya, 2 orang dikabarkan tewas terhimpit dan terinjak.

Hmm...sepertinya Indonesia harus memiliki keinginan lebih keras untuk berbenah. Suka atau tidak, apa yang terjadi, secara umum semuanya datang dari diri kita sendiri. Kebanggaan kita sebagai rakyat Indonesia, kita sendiri yang dapat menjaganya. Meski telah menjadi juara umum Sea Games XXVI 2011, jangan pernah puas. Mari kita berharap, kedepannya Indonesia menjadi jauh lebih baik lagi.

Punya cerita dan komentar tentang Sea Games kemarin?? Tulis di kolom kometar dibawah ini :)


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...